Marsya Pamela Dira

Kamis, 26 Mei 2011

All about My Collage

Proses reformasi dan internasionalisasi perguruan tinggi di Indonesia telah terjadi sejak periode kolonialisasi Belanda pada awal abad ke-20 namun uniknya baru mendapat sorotan public sejak diimplementasikannya status BHMN (Badan Hukum Milik Negara) pada tahun 2008 bagi para perguruan tinggi negeri yang berujung pada kecaman dari berbagai pihak dan dicabutnya UU BHP (Badan Hukum Pendidikan) mengenai kebijakan tersebut di tahun 2010.

Pada awal abad ke-20, pengembangan pendidikan tinggi di koloni Indonesia memiliki hubungan yang erat dengan tuntutan “pasar global” yang mana teknisi dan professional harus dilatih dilembaga perguruan tinggi. Hal ini berhubungan erat dengan kenyataan bahwa sejak abad ke-19, koloni Belanda di kepulauan Indonesia harus menyediakan tidak hanya prasarana dan fasilitas tetapi juga sumber daya manusia yang  terampil yang harus dididik terlebih dahulu di institusi perguruan tinggi. Di sini tampak bahwa perguruan tinggi Indonesia saat itu memiliki hubungan dekat dengan proses interaksi antara kebutuhan local dan permintaan pasar global. Oleh karena itu, bisa disimpulkan bahwa abad ke-20 merupakan tonggak perkembangan yang signifikan bagi lembaga perguruan tinggi di Indonesia.

Universitas Multimedia Nusantara, salah satu perguruan tinggi swasta terkemuka di Indonesia, tidak luput dari proses reformasi dan internasionalisasi perguruan tinggi yang diutarakan diatas. Menariknya lagi perguruan tinggi yang sudah berdiri sejak tahun 2006 ini kerapkan sebagai perguruan tinggi swasta yang bergerak pada bidang ICT (Information and Communication Technology). Karena hampir setiap pelajarannya menggunakan IT.

Sebagai perguruan tinggi yang berstandar internasional dan memiliki visi kedepan yang menghasilkan lulusan berkompetensi tinggi dibidangnya disertai jiwa technopreneur dan berbudi pekerti luhur, UMN (Universitas Multimedia Nusantara) kerap mem-benchmark best practice konsep pendidikan di perguruan tinggi ternama di luar negeri. Karena UMN berfokus pada ICT, UMN berkerjasama dengan pemain ICT dunia seperti Microsoft, Oracle dan Cisco. Dan didalam kurikulumnya terdapat Business Incubator yang sudah terintegrasi.

UMN didirikan oleh Kompas Gramedia, sebuah kelompok usaha terkemuka yang bergerak di bidang media massa, penerbitan, percetakan, took buku, hotel dan jasa pendidikan. Kelompok usaha yang tergabung dalam Kompas Gramedia antara lain: Koran Kompas, Warta Kota, Kontan dan beberapa Koran daerah; penerbit Gramedia Pustaka Utama, Elex Media Komputindo, majalah Bobo, HAI Nova, Chip Infokomputer; tabloid Nova, Otomotif; Toko Buku Gramedia; jaringan Hotel Santika. Sebagai pendiri, Kompas Gramedia mendukung UMN tidak saja dalam hal penyediaan sarana fisik, tetapi juga tenaga pengajar dan sarana kerja magang bagi mahasiswa UMN.

“Excellent Career Begins with Excellent Edication” itulah slogan yang sering kita dengar dan lihat jika kita mengingat dan melewati kampus Universitas Multimedia Nusantara yang berada di kawasan Summarecon Gading Serpong Tangerang. Faktanya, Dr. (HC) Jakob Oetama adalah pendiri Kompas Gramedia dan merupakan founding father dari Universitas Multimedia Nusantara.

UMN terus mengembangkan sarana perkuliahan dengan mulai membangun kompleks kampus tahap dua berupa lima tower bergaya ecofriendly di Kawasan Serpong, Tangerang.  Pembangunan fasilitas baru ini diresmikan oleh Ketua Yayasan Multimedia Nusantara, Ir. Teddy Surianto, didampingi oleh Rektor Dr. Ninok Leksono. Pembangunan proyek prestisius di lahan seluas 30 ribu meter persegi ini merupakan respons UMN untuk mengantisipasi jumlah mahasiswa yang terus bertambah. Guna mewujudkan rancang bangun green building ini, UMN menggandeng PT Media Land International. Untuk tahap awal, akan dibangun satu tower berlantai 15 yang diharapkan bisa selesai dan dapat digunakan pada Juli 2012 mendatang.  Sedangkan pembangunan tower-tower berikutnya akan diselesaikan secara bertahap hingga semuanya dijadwalkan rampung  pada 2018. Dengan lima tower dan fasilitas pendukung lainnya seperti dormitory dan sarana olahraga, kampus ini nantinya dapat menampung 20 ribu mahasiswa.

Mengusung konsep green building yang hemat energi, rancang bangun tower ini berbentuk langsing pipih dengan dibalut dua lapisan yang dapat mengurangi terik matahari.  Lapisan pertama berupa kaca, kemudian lapisan luarnya berupa aluminium dengan lubang-lubang, sehingga bila kaca dibuka, udara luar bisa masuk. Di bagian atas akan ada taman dengan pohon-pohon besar dan rindang. Kompleks tower berarsitektur unik ini nantinya juga dilengkapi dengan lahan hijau berupa taman yang luas serta danau buatan yang dapat menampung air hujan guna didaur ulang untuk keperluan pendinginan, penyiraman taman, dan keperluan lainnya.

Untuk berkuliah di UMN melelui program beasiswa, calon peserta didik harus bersaing ketat dengan 8000 an pendaftar lainnya dari 20 kota di Indonesia setiap tahunnya. Namun persaingan tersebut sangatlah sepadan mengingat kualitas lulusan yang dihasilkan oleh perguruan tinggi yang berfokus ICT ini.walaupun UMN merupakan salah satu Universitas baru, namun disetiap tahunnya selalu mengalami peningkatan jumlah peserta didik yang cukup pesat karena memiliki konsep pendidikan tinggi yang unik serta up to date dengan kebutuhan “pasar global”. Hal ini brarti, peserta didik dan orang tua jauh lebih cermat dalam memilih perguruan tinggi yang diharapkan dapat mengakomodasi keinginan dan kebutuhan anak-anak mereka setelah lulus dari suatu perguruan tinggi.


2 komentar: